|
Anemia : Seluk Beluk Kurang Darah |
Anemia Karena Perdarahan Hebat |
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi |
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 |
Anemia Karena Kekurangan Asam Folat |
Anemia Karena Kekurangan Vitamin C |
Anemia Karena Penyakit Kronik |
Anemia Hemolitik |
Anemia Karena Kelainan Pada Sel Darah Merah |
Penyakit Sel Sabit : Sel Darah Merah Berbentuk Bul... |
Penyakit Hemoglobin C, S-C & E |
Thalassemia : Gangguan Pembentukan Sel Darah Merah... |
Anemia : Seluk Beluk Kurang Darah
Anemia adalah keadaan dimana jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam
sel darah merah berada dibawah normal.
Sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh.
PENYEBAB
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
* Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
* Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik
3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Penyakit hemoglobin E
- Thalasemia
GEJALA
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia.
Persentase rel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan.
Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).
(medicastore)
Anemia Karena Perdarahan Hebat
Anemia Karena Perdarahan Hebat adalah
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pengangkut oksigen) yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
PENYEBAB
Perdarahan hebat merupakan penyebab tersering dari anemia.
Jika
kehilangan darah, tubuh dengan segera menarik cairan dari jaringan
diluar pembuluh darah sebagai usaha untuk menjaga agar pembuluh darah
tetap terisi.
Akibatnya darah menjadi lebih encer dan persentase sel darah merah berkurang.
Pada akhirnya, peningkatan pembentukan sel darah merah akan memperbaiki anemia.
Tetapi
pada awalnya anemia bisa sangat berat, terutama jika timbul dengan
segera karena kehilangan darah yang tiba-tiba, seperti yang terjadi
pada:
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecahnya pembuluh darah.
Yang
lebih sering terjadi adalah perdarahan menahun (terus menerus atau
berulang-ulang), yang bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh:
1. Perdarahan hidung dan wasir : jelas terlihat
2. Perdarahan pada tukak lambung dan usus kecil atau polip dan kanker
usus besar) : mungkin tidak terlihat dengan jelas karena jumlah
darahnya sedikit dan tidak tampak sebagai darah yang merah di dalam
tinja; jenis perdarahan ini disebut perdarahan tersembunyi
3. Perdarahan karena tumor ginjal atau kandung kemih ; bisa menyebabkan ditemukannya darah dalam air kemih
4. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak.
GEJALA
Hilangnya sejumlah besar darah secara mendadak dapat menyebabkan 2 masalah:
1. Tekanan darah menurun karena jumlah cairan di dalam pembuluh darah berkurang
2. Pasokan oksigen tubuh menurun karena jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen berkurang.
Kedua masalah tersebut bisa menyebabkan serangan jantung, stroke atau kematian.
Anemia yang disebabkan oleh perdarahan bisa bersifat ringan sampai berat, dan gejalanya bervariasi.
Anemia bisa tidak menimbulkan gejala atau bisa menyebabkan:
- pingsan
- pusing
- haus
- berkeringat
- denyut nadi yang lemah dan cepat
- pernafasan yang cepat.
Penderita sering mengalami pusing ketika duduk atau berdiri (hipotensi ortostatik).
Anemia juga bisa menyebabkan kelelahan yang luar biasa, sesak nafas, nyeri dada dan jika sangat berat bisa menyebabkan kematian.
Berat ringannya gejala ditentukan oleh kecepoatan hilangnya darah dari tubuh.
Jika
darah hilang dalam waktu yang singkat (dalam beberapa jam atau kurang),
kehilangan sepertiga dari volume darah tubuh bisa berakibat fatal.
Jika
darah hilang lebih lambat (dalam beberapa hari, minggu atau lebih lama
lagi), kehilangan sampai dua pertiga dari volumer darah tubuh bisa hanya
menyebabkan kelelahan dan kelemahan atau tanpa gejala sama sekali.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada kecepatan hilangnya darah dan beratnya anemia yang terjadi.
Satu-satunya pengobatan untuk kehilangan darah dalam waktu yang singkat atau anemia yang berat adalah transfusi sel darah merah.
Selain itu, sumber perdarahan harus ditemukan dan perdarahan harus dihentikan.
Jika
darah hilang dalam waktu yang lebih lama atau anemia tidak terlalu
berat, tubuh bisa menghasilkan sejumlah sel darah merah yang cukup untuk
memperbaiki anemia tanpa harus menjalani transfusi.
Zat besi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah juga hilang selama perdarahan.
Karena itu sebagian besar penderita anemia juga mendapatkan tambahan zat besi, biasanya dalam bentuk tablet. (medicastore)
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi
adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
(protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang
disebabkan karena kekurangan zat besi.
Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.
Yang
paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat; tetapi
tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga
serta keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang
merangsang pembentukan sel darah merah).
Tanpa
zat gizi dan hormon tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan
lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk
dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya.
Penyakit kronik juga bisa menyebabkan berkurangnya pembentukan sel darah merah.
Asupan
normal zat besi biasanya tidak dapat menggantikan kehilangan zat besi
karena perdarahan kronik dan tubuh hanya memiliki sejumlah kecil
cadangan zat besi.
Sebagai akibatnya, kehilangan zat besi harus digantikan dengan tambahan zat besi.
Janin yang sedang berkembang menggunakan zat besi, karena itu wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi.
Makanan
rata-rata mengandung sekitar 6 mgram zat besi setiap 1.000 kalori,
sehingga rata-rata orang mengkonsumsi zat besi sekitar 10-12 mgram/hari.
Sumber yang paling baik adalah daging.
Serat sayuran, fosfat, kulit padi (bekatul) dan antasid mengurangi penyerapan zat besi dengan cara mengikatnya.
Vitamin C merupakan satu-satunya unsur makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Tubuh
menyerap sekitar 1-2 mgram zat besi dari makanan setiap harinya, yang
secara kasar sama degnan jumlah zat besi yang dibuang dari tubuh setiap
harinya.
Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium.
Gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
1. Stadium 1.
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang.
Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2. Stadium 2.
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan
untuk pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang
dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
3. Stadium 3.
Mulai terjadi anemia.
Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit.
Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.
4. Stadium 4.
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi
dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah
dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia
karena kekurangan zat besi.
5. Stadium 5.
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka
akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala
karena anemia semakin memburuk.
PENYEBAB
Tubuh
mendaur ulang zat besi, yaitu ketika sel darah merah mati, zat besi di
dalamnya dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali oleh sel
darah merah yang baru.
Tubuh
kehilangan sejumlah besar zat besi hanya ketika sel darah merah hilang
karena perdarahan dan menyebabkan kekurangan zat besi.
Kekurangan
zat besi merupakan salah satu penyebab terbanyak dari anemia dan
satu-satunya penyebab kekurangan zat besi pada dewasa adalah perdarahan.
Makanan
yang mengandung sedikit zat besi bisa menyebabkan kekurangan pada bayi
dan anak kecil, yang memerlukan lebih banyak zat besi untuk
pertumbuhannya.
Pada pria dan wanit pasca menopause, kekurangan zat besi biasanya menunjukkan adanya perdarahan pada saluran pencernaan.
Pada wanita pre-menopause, kekurangn zat besi bisa disebabkan oleh perdarahan menstruasi bulanan.
GEJALA
Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya.
Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:
- Pika : suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es batu, kotoran atau kanji
- Glositis : iritasi lidah
- Keilosis : bibir pecah-pecah
- Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah digunakan untuk mendiagnosis anemia.
Biasanya penderita anemia diperiksa untuk mengetahui kekurangan zat besi.
Kadar zat besi bisa diukur dalam darah.
Kadar zat besi dan transferin (protein pengangkut zat besi yang berada diluar sel darah merah) diukur dan dibandingkan.
Jika kurang dari 10% transferin yang terisi dengan zat besi, maka kemungkinan terjadi kekurangan zat besi.
Tetapi
pemeriksaan yang paling sensitif untuk kekurangan zat besi adalah
pengukuran kadar ferritin (protein yang menampung zat besi).
Kadar ferritin yang rendah menunjukkan kekurangan zat besi.
Tetapi
kadang kadar ferritin normal atau tinggi walaupun terdapat kekurangan
zat besi karena feritin kadarnya bisa meningkat pada kerusakan hati,
peradangan, infeksi atau kanker.
Kadang diperlukan pemeriksaan yang lebih memuaskan untuk menegakkan diagnosis.
Pemeriksan
yang paling khusus adalah pemeriksaan sumsum tulang, dimana contoh dari
sel diperiksa dibawah mikroskop untuk menentukan kandungan zat besinya.
PENGOBATAN
Langkah
pertama adalah menentukan sumber dan menghentikan perdarahan, karena
perdarahan merupakan penyebab paling sering dari kekurangan zat besi.
Mungkin diperlukan obat-obatan atau pembedahan untuk:
- mengendalikan perdarahan menstruasi yang sangat banyak
- memperbaiki tukak yang mengalami perdarahan
- mengangkat polip dari usus besar
- mengatasi perdarahan dari ginjal.
Biasanya juga diberikan tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.
Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.
Kemampuan
usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat
besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan
menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.
Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
Biasanya diperlukan waktu 3-6 minggu untuk memperbaiki anemia karena kekurangan zat besi, meskipun perdarahan telah berhenti.
Jika
anemia sudah berhasil diperbaiki, penderita harus melanjutkan minum
tablet besi selama 6 bulan untuk mengembalikan cadangan tubuh.
Pemeriksaan
darah biasanya dilakukan secara rutin untuk meyakinkan bahwa pasokan
zat besi mencukupi dan perdarahan telah berhenti.
Kadang zat besi harus diberikan melalui suntikan.
Hal
ini dilakukan pada penderita yang tidak dapat mentoleransi tablet besi
atau penderita yang terus menerus kehilangan sejumlah besar darah karena
perdarahan yang berkelanjutan.
Waktu penyembuhan dari anemia yang diobati dengan tablet besi maupun suntikan adalah sama.
PENCEGAHAN
Lebih banyak mengkonsumsi daging, hati dan kuning telur; juga tepung, roti dan gandum yang telah diperkaya dengan zat besi.
Jika makanan sehari-hari sedikit mengandung zat besi, maka harus diberikan tablet besi.(medicastore)
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12
Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12
(anemia pernisiosa) adalah anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12.
Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah.
Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.
Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas).
Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.
Anemia
megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan
asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin
tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang
digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea,
fluorourasil dan sitarabin).
PENYEBAB
Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia pernisiosa.
Vitamin
B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah
diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).
Supaya
dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik
(suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin
ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah.
Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.
Pada
anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik,
sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun
sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.
Tetapi
karena hati menyimpan sejumla besar vitamin B12, maka anemia biasanya
tidak akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti
menyerap vitamin B12.
Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah:
- pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12
- penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
- pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
- vegetarian.
GEJALA
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
- kesemutan di tangan dan kaki
- hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
- pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah:
- buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
- luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
- penurunan berat badan
- warna kulit menjadi lebih gelap
- linglung
- depresi
- penurunan fungsi intelektual.
DIAGNOSA
Biasanya, kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk anemia.
Pada contoh darah yang diperiksa dibawah mikroskop, tampak megaloblas (sel darah merah berukuran besar).
Juga
dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit, terutama jika
penderita telah menderita anemia dalam jangka waktu yang lama.
Jika diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah.
Jika sudah pasti terjadi kekurangan vitamin B12, bisa dilakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya.
Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:
1. Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60-90% penderita anemia pernisiosa.
2. Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung.
Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasogastrik) melalui hidung, melewati tenggorokan dan masuk ke dalam lambung.
Lalu disuntikkan pentagastrin (hormon yang merangasang pelepasan faktor intrinsik) ke dalam sebuah vena.
Selanjutnya diambil contoh cairan lambung dan diperiksa untuk menemukan adanya faktor intrinsik.
Jika penyebabnya masih belum pasti, bisa dilakukan tes Schilling.
Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan diukur penyerapannya.
Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu penyerapannya diukur kembali.
Jika
vitamin B12 diserap dengan faktor intrinsik, tetapi tidak diserap tanpa
faktor intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.
PENGOBATAN
Pengobatan kekurangan vitamin B 12 atau anemia pernisiosa adalah pemberian vitamin B12.
Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin B12 per-oral (ditelan), karena itu diberikan melalui suntikan.
Pada
awalnya suntikan diberikan setiap hari atau setiap minggu, selama
beberapa minggu sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal.
Selanjutnya suntikan diberikan 1 kali/bulan.
Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya.
PENCEGAHAN
Jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah melalui pola makanan yang seimbang.(medicastore)
Anemia Karena Kekurangan Asam Folat
Anemia Karena Kekurangan Asam Folat adalah sukatu anemia megaloblastik yang disebabkan kekurangan asam folat.
Asam
folat adalah vitamin yang terdapat pada sayuran mentah, buah segar dan
daging; tetapi proses memasak biasanya dapat merusak vitamin ini.
Karena
tubuh hanya menyimpan asam folat dalam jumlah kecil, maka suatu makanan
yang sedikit mengandung asam folat, akan menyebabkan kekurangan asam
folat dalam waktu beberapa bulan.
PENYEBAB
Kekurangan asam folat terjadi pada:
1. Kekurangan asam folat lebih sering terjadi dunia Barat
dibandingkan dengan kekurangan vitamin B12, karena disana orang tidak
cukup memakan sayuran berdaun yang mentah
2. Penderita penyakit usus halus tertentu, terutama penyakit Crohn dan sprue, karena terjadi gangguan penyerapan asam folat
3. Obat anti-kejang tertentu dan pil KB, karena mengurangi penyerapan asam folat
4. Wanita hamil dan wanita menyusui, serta penderita penyakit ginjal
yang menjalani hemodialisa, karena kebutuhan akan asam folat meningkat
5. Peminum alkohol, karena alkohol mempengaruhi penyerapan dan metabolisme asam folat.
GEJALA
Orang yang mengalami kekurangan asam folat akan menderita anemia.
Bayi, tetapi bukan orang dewasa, bisa memiliki kelainan neurologis.
Kekurangan
asam folat pada wanita hamil bisa menyebabkan terjadinya cacat tulang
belakang (korda spinalis) dan kelainan bentuk lainnya pada janin.
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan apus darah tepi dibawah mikroskop akan ditemukan megaloblas (sel darah merah berukuran besar).
Jika
ditemukan megaloblas (sel darah merah berukuran besar) pada seorang
penderita anemia, maka dilakukan pengukuran kadar asam folat dalam
darah.
Anemia megaloblastik
PENGOBATANDiberikan tablet asam folat 1 kali/hari.Penderita yang mengalami gangguan penyerapan asam folat, harus mengkonsumsi tablet asam folat sepanjang hidupnya.PENCEGAHANMenambah asupan makanan yang banyak mengandung asam folat.Untuk
mencegah kekurangan asam folat pada kehamilan, maka wanita hamil
dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet asam folat. (medicastore)
Anemia Karena Kekurangan Vitamin C
Anemia Karena Kekurangan Vitamin C
adalah sejenis anemia yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu yang lama.
PENYEBAB
Penyebab kekurangan vitamin C biasanya adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari.
Vitamin
C banyak ditemukan pada cabe hijau, buah sitrus (jeruk, lemon),
strawberi, tomat, brokoli, lobak hijau dan sayuran hijau lainnya serta
semangka.
Salah satu fungsi vitamin C
adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan
vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa
terjadi anemia.
Vitamin C harus
dikonsumsi setiap hari, karena tidak larut dalam lemak sehingga tidak
dapat disimpan untuk digunakan di kemudian hari.
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, karena itu akan dibuang dari tubuh secara rutin melalui air kemih.
GEJALA
Anemia menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, sesak nafas dan gejala lainnya.
Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan scurvy.
DIAGNOSA
Dilakukan pengukuran kadar vitamin C dalam darah.
Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang kecil.
PENGOBATAN
Satu tablet vitamin C sehari dapat mengkoreksi kekurangan dan mengobati anemia.
PENCEGAHAN
Menambah asupan vitamin C dalam makanan sehari-hari. (medicastore)
Anemia Karena Penyakit Kronik
Penyakit kronik sering menyebabkan anemia, terutama pada penderita usia lanjut.
Keadaan-keadaan seperti infeksi, peradangan dan kanker, menekan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
Karena
cadangan zat besi di dalam tulang tidak dapat digunakan oleh sel darah
merah yang baru, maka anemia ini sering disebut anemia anemia penggunaan
ulang zat besi.
PENYEBAB
Pada
semua penderita, infeksi (bahkan infeksi yang ringan) dan peradangan
(misalnya artritis dan tendinitis) menghambat pembentukan sel darah
merah dalam sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah merah berkurang.
Tetapi keadaan tersebut baru akan menimbulkan anemia jika sifatnya berat atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronik).
GEJALA
Karena anemia jenis ini berkembang secara perlahan dan biasanya ringan, anemia ini biasanya tidak menimbulkan gejala.
Kalaupun timbul gejala, biasanya merupakan akibat dari penyakit kroniknya, bukan karena anemianya.
DIAGNOSA
Pemeriksaan
laboratorium bisa menentukan bahwa penyebab dari anemia adalah penyakit
kronik, tetapi hal ini tidak dapat memperkuat diagnosis.
Karena
itu yang pertama kali dilakukan adalah menyingkirkan penyebab anemia
lainnya, seperti perdarahan hebat atau kekurangan zat besi.
Semakin
berat penyakitnya, maka akan semakin berat anemia yang terjadi; tetapi
anemia karena penyakit kronik jarang yang menjadi sangat berat:
-
Hematokrit (persentase sel darah merah dalam darah) jarang sampai
dibawah 25% (pada pria normal 45-52%, pada wanita normal 37-48%)
- Hemoglobin (jumlah protein pengangkut oksigen dalam sel darah merah) jarang sampai dibawah 8 gram/dL (normal 13-18 gram/dL).
PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini, sehingga pengobatan ditujukan kepada penyakit kronik penyebabnya.
Mengkonsumsi tambahan zat besi tidak banyak membantu.
Jika
anemia menjadi berat, mungkin diperlukan transfusi atau eritropoietin
(hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang).
PENCEGAHAN
Dengan mengobati penyakit kroniknya, maka bisa dicegah terjadinya anemia.
Penyakit
Crohn sulit diobati, sehingga penderitanya bisa mengalami anemia yang
hilang timbul, tergantung keadaan penderita. (medicastore)
Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari.
Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya.
Jika
suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya
(hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat
pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal.
Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.
PEMBESARAN LIMPA.
Banyak penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran limpa.
Jika
membesar, limpa cenderung menangkap dan menghancurkan sel darah merah;
membentuk suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel yang terjebak,
limpa semakin membesar dan semakin membesar limpa, semakin banyak sel
yang terjebak.
Anemia yang disebabkan oleh pembesaran limpa biasanya berkembang secara perlahan dan gejalanya cenderung ringan.
Pembesaran limpa juga seringkali menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit dan sel darah putih.
Pengobatan biasanya ditujukan kepada penyakit yang menyebabkan limpa membesar.
Kadang anemianya cukup berat sehingga perlu dilakukan pengangkatan limpa (splenektomi).
KERUSAKAN MEKANIK PADA SEL DARAH MERAH
Dalam keadaan normal, sel darah merah berjalan di sepanjang pembuluh darah tanpa mengalami gangguan.
Tetapi
secara mekanik sel darah merah bisa mengalami kerusakan karena adanya
kelainan pada pembuluh darah (misalnya suatu aneurisma), katup jantung
buatan atau karena tekanan darah yang sangat tinggi.
Kelainan tersebut bisa menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan sel darah merah mengeluarkan isinya ke dalam darah.
Pada
akhirnya ginjal akan menyaring bahan-bahan tersebut keluar dari darah,
tetapi mungkin saja ginjal mengalami kerusakan oleh bahan-bahan
tersebut.
Jika sejumlah sel darah merah mengalami kerusakan, maka akan terjadi anemia hemolitik mikroangiopati.
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan pecahan dari sel darah merah pada pemeriksaan contoh darah dibawah mikroskop.
Penyebab dari kerusakan ini dicari dan jika mungkin, diobati.
REAKSI AUTOIMUN
Kadang-kadang
sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan menghancurkan
selnya sendiri karena keliru mengenalinya sebagai bahan asing (reaksi
autoimun).
Jika suatu reaksi autoimun ditujukan kepada sel darah merah, akan terjadi anemia hemolitik autoimun.
Anemia hemolitik autoimun memiliki banyak penyebab, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui (idiopatik).
Diagnosis
ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi
(autoantibodi) dalam darah, yang terikat dan bereaksi terhadap sel darah
merah sendiri.
Anemia hemolitik
autoimun dibedakan dalam dua jenis utama, yaitu anemia hemolitik
antibodi hangat (paling sering terjadi) dan anemia hemolitik antibodi
dingin.
Anemia Hemolitik Antibodi Hangat.
Anemia
Hemolitik Antibodi Hangat adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk
autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh.
Autoantibodi
ini melapisi sel darah merah, yang kemudian dikenalinya sebagai benda
asing dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam
hati dan sumsum tulang.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
Sepertiga
penderita anemia jenis ini menderita suatu penyakit tertentu (misalnya
limfoma, leukemia atau penyakit jaringan ikat, terutama lupus
eritematosus sistemik) atau telah mendapatkan obat tertentu, terutama
metildopa.
Gejalanya seringkali lebih buruk daripada yang diperkirakan, mungkin karena anemianya berkembang sangat cepat.
Limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau tidak nyaman.
Pengobatan tergantung dari penyebabnya.
Jika
penyebabnya tidak diketahui, diberikan kortikosteroid (misalnya
prednison) dosis tinggi, awalnya melalui intravena , selanjutnya
per-oral (ditelan).
Sekitar sepertiga penderita memberikan respon yang baik terhadap pengaobatan tersebut.
Penderita
lainnya mungkin memerlukan pembedahan untuk mengangkat limpa, agar
limpa berhenti menghancurkan sel darah merah yang terbungkus oleh
autoantibodi.
Pengangkatan limpa berhasil mengendalikan anemia pada sekitar 50% penderita.
Jika pengobatan ini gagal, diberikan obat yang menekan sistem kekebalan (misalnya siklosporin dan siklofosfamid).
Transfusi darah dapat menyebabkan masalah pada penderita anemia hemolitik autoimun.
Bank
darah mengalami kesulitan dalam menemukan darah yang tidak bereaksi
terhadap antibodi, dan transfusinya sendiri dapat merangsang pembentukan
lebih banyak lagi antibodi.
Anemia Hemolitik Antibodi Dingin.
Anemia
Hemolitik Antibodi Dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk
autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan
atau dalam suhu yang dingin.
Anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik.
Bentuk yang akut sering terjadi pada penderita infeksi akut, terutama pneumonia tertentu atau mononukleosis infeksiosa.
Bentuk akut biasanya tidak berlangsung lama, relatif ringan dan menghilang tanpa pengobatan.
Bentuk yang kronik lebih sering terjadi pada wanita, terutama penderita rematik atau artritis yang berusia diatas 40 tahun.
Bentuk
yang kronik biasanya menetap sepanjang hidup penderita, tetapi sifatnya
ringan dan kalaupun ada, hanya menimbulan sedikit gejala.
Cuaca
dingin akan meningkatkan penghancuran sel darah merah, memperburuk
nyeri sendi dan bisa menyebabkan kelelahan dan sianosis (tampak
kebiruan) pada tangan dan lengan.
Penderita
yang tinggal di daerah bercuaca dingin memiliki gejala yang lebih berat
dibandingkan dengan penderita yang tinggal di iklim hangat.
Diagnosis
ditegakkan jika pada pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi pada
permukaan sel darah merah yang lebih aktif pada suhu yang lebih rendah
dari suhu tubuh.
Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejalanya.
Bentuk akut yang berhubungan dengan infeksi akan membaik degnan sendirinya dan jarang menyebabkan gejala yang serius.
Menghindari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik.
HEMOGLOBINURIA PAROKSISMAL NOKTURNAL.
Hemoglobinuria
Paroksismal Nokturnal adalah anemia hemolitik yang jarang terjadi, yang
menyebabkan serangan mendadak dan berulang dari penghancuran sel darah
merah oleh sistem kekebalan.
Penghancuran
sejumlah besar sel darah merah yang terjadi secara mendadak
(paroksismal), bisa terjadi kapan saja, tidak hanya pada malam hari
(nokturnal), menyebabkan hemoglobin tumpah ke dalam darah.
Ginjal menyaring hemoglobin, sehingga air kemih berwarna gelap (hemoglobinuria).
Anemia ini lebih sering terjadi pada pria muda, tetapi bisa terjadi kapan saja dan pada jenis kelamin apa saja.
Penyebabnya masih belum diketahui.
Penyakit
ini bisa menyebabkan kram perut atau nyeri punggung yang hebat dan
pembentukan bekuan darah dalam vena besar dari perut dan tungkai.
Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yang bisa menemukan adanya
sel darah merah yang abnormal, khas untuk penyakit ini.
Untuk meringankan gejala diberikan kortikosteroid (misalnya prednison).
Penderita
yang memiliki bekuan darah mungkin memerlukan antikoagulan (obat yang
mengurangi kecenderungan darah untuk membeku, misalnya warfarin).
Transplantasi sumsum tulang bisa dipertimbangkan pada penderita yang menunjukkan anemia yang sangat berat.
PENYEBAB
Sejumlah faktor dapat meningkatkan penghancuran sel darah merah:
- Pembesaran limpa (splenomegali)
- Sumbatan dalam pembuluh darah
- Antibodi bisa terikat pada sel darah merah dan menyebabkan sistem kekebalan menghancurkannya dalam suatu reaksi autoimun
-
Kadang sel darah merah hancur karena adanya kelainan dalam sel itu
sendiri (misalnya kelainan bentuk dan permukaan, kelainan fungsi atau
kelainan kandungan hemoglobin)
- Penyakit tertentu (misalnya lupus eritematosus sistemik dan kanker tertentu, terutama limfoma)
- Obat-obatan (misalnya metildopa, dapson dan golongan sulfa).
GEJALA
Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya.
Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan:
- demam
- menggigil
- nyeri punggung dan nyeri lambung
- perasaan melayang
- penurunan tekanan darah yang berarti.
Sakit
kuning (jaundice) dan air kemih yang berwarna gelap bisa terjadi karena
bagian dari sel darah merah yang hancur masuk ke dalam darah.
Limpa membesar karena menyaring sejumlah besar sel darah merah yang hancur, kadang menyebabkan nyeri perut.
Hemolisis
yang berkelanjutan bisa menyebabkan batu empedu yang berpigmen, dimana
batu empedu berwarna gelap yang berasal dari pecahan sel darah merah.
(medicastore)
Anemia Karena Kelainan Pada Sel Darah Merah
Penghancuran sel darah merah bisa terjadi karena:
- sel darah merah memiliki kelainan bentuk
- sel darah merah memiliki selaput yang lemah dan mudah robek
-
kekurangan enzim yang diperlukan supaya bisa berfungsi sebagaimana
mestinya dan enzim yang menjaga kelenturan sehingga memungkinkan sel
darah merah mengalir melalui pembuluh darah yang sempit.
Kelainan sel darah merah tersebut terjadi pada penyakit keturunan tertentu.
SFEROSITOSIS HEREDITER.
Sferositosis Herediter adalah penyakit keturunan dimana sel darah merah berbentuk bulat.
Sel
darah merah yang bentuknya berubah dan kaku terperangkap dan
dihancurkan dalam limpa, menyebabkan anemia dan pembesaran limpa.
Anemia biasanya ringan, tetapi bisa semakin berat jika terjadi infeksi.
Sferositosis
Jika penyakit ini berat, bisa terjadi:
- sakit kuning (jaundice)
- anemia
- pembesaran hati
- pembentukan batu empedu.
Pada dewasa muda, penyakit ini sering dikelirukan sebagai hepatitis.
Bisa terjadi kelainan bentuk tulang, seperti tulang tengkorak yang berbentuk seperti menara dan kelebihan jari tangan dan kaki.
Biasanya tidak diperlukan pengobatan, tetapi anemia yang berat mungkin memerlukan tindakan pengangkatan limpa.
Tindakan
ini tidak memperbaiki bentuk sel darah merah, tetapi mengurangi jumlah
sel yang dihancurkan dan karena itu memperbaiki anemia.
ELIPTOSITOSIS HEREDITER.
Eliptositosis Herediter adalah penyakit yang jarang terjadi, dimana sel darah merah berbentuk oval atau elips.
Sel darah merah berbentuk elips
Penyaki ini kadang menyebabkan anemia ringan, tetapi tidak memerlukan pengobatan.
Pada anemia yang berat mungkin perlu dilakukan pengangkatan limpa.
KEKURANGN G6PD
Kekurangan G6PD adalah suatu penyakit dimana enzim G6PD (glukosa 6 fosfat dehidrogenase) hilang dari selaput sel darah merah.
Enzim
G6PD membantu mengolah glukosa (gula sederhana yang merupakan sumber
energi utama untuk sel darah merah) dan membantu menghasilkan glutation
(mencegah pecahnya sel).
Penyakit keturunan ini hampir selalu menyerang pria.
Beberapa penderita yang mengalami kekurangan enzim G6PD tidak pernah menderita anemia.
Hal-hal yang bisa memicu penghancuran sel darah merah, yaitu:
- demam
- infeksi virus atau bakteri
- krisis diabetes
- bahan tertentu (misalnya aspirin, vitamin K dan kacang merah)
bisa menyebabkan anemia.
Anemia bisa dicegah dengan menghindari hal-hal tersebut.
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan kekurangan G6PD.(medicastore)
Penyakit Sel Sabit : Sel Darah Merah Berbentuk Bulan Sabit
Penyakit Sel Sabit (sickle cell disease adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia
hemolitik kronik.
Pada penyakit
sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut
oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.
Sel yang
berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam
limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan
berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.
Sel sabit ini
rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan
anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin
kematian.
PENYEBAB
Penyakit sel sabit hampir secara eksklusif menyerang orang kulit hitam.
Sekitar
10% orang kulit hitam di AS hanya memiliki 1 gen untuk penyakit ini
(mereka memiliki rantai sel sabit) dan tidak menderita penyakit sel
sabit.
Sekitar 0,3% memiliki 2 gen dan menderita penyakit sel sabit.
GEJALA
Penderita
selalu mengalami berbagai tingkat anemia dan sakit kuning (jaundice)
yang ringan, tetapi mereka hanya memiliki sedikit gejala lainnya.
Berbagai hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah
oksigen dalam darah, (misalnya olah raga berat, mendaki gunung, terbang
di ketinggian tanpa oksigen yang cukup atau penyakit) bisa menyebabkan
terjadinya krisis sel sabit,yang ditandai dengan:
- semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba
- nyeri (seringkali dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang)
- demam
- kadang sesak nafas.
Nyeri
perut bisa sangat hebat dan bisa penderita bisa mengalami muntah;
gejala ini mirip dengan apendisitis atau suatu kista indung telur.
Pada
anak-anak, bentuk yang umum dari krisis sel sabit adalah sindroma dada,
yang ditandai dengan nyeri dada hebat dan kesulitan bernafas.
Penyebab
yang pasti dari sindroma dada ini tidak diketahui tetapi diduga akibat
suatu infeksi atau tersumbatnya pembuluh darah karena adanya bekuan
darah atau embolus (pecahan dari bekuan darah yang menyumbat pembuluh
darah).
Sebagian besar penderita mengalami pembesaran limpa selama masa kanak-kanak.
Pada umur 9 tahun, limpa terluka berat sehingga mengecil dan tidak berfungsi lagi.
Limpa berfungsi membantu melawan infeksi, karena itu penderita cenderung mengalami pneumonia pneumokokus atau infeksi lainnya.
Infeksi virus bisa menyebabkan berkurangnya pembentukan sel darah, sehingga anemia menjadi lebih berat lagi.
Lama-lama hati menjadi lebih besar dan seringkali terbentuk batu empedu dari pecahan sel darah merah yang hancur.
Jantung biasanya membesar dan sering ditemukan bunyi murmur.
Anak-anak
yang menderita penyakit ini seringkali memiliki tubuh yang relatif
pendek, tetapi lengan, tungkai, jari tangan dan jari kakinya panjang.
Perubahan pada tulang dan sumsum tulang bisa menyebabkan nyeri tulang, terutama pada tangan dan kaki.
Bisa
terjadi episode nyeri tulang dan demam, dan sendi panggul mengalami
kerusakan hebat sehingga pada akhirnya harus diganti dengan sendi
buatan.
Sirkulasi ke kulit yang jelek dapat menyebabkan luka terbuka di tungkai, terutama pada pergelangan kaki.
Kerusakan pada sistem saraf bisa menyebabkan stroke.
Pada penderita lanjut usia, paru-paru dan ginjal mengalami penurunan fungsi.
Pria dewasa bisa menderita priapisme (nyeri ketika mengalami ereksi).
Kadang air kemih penderita mengandung darah karena adanya perdarahan di ginjal.
Jika
diketahui bahwa perdarahan ini berhubungan dengan rantai sel sabit,
maka penderita tidak boleh menjalani pembedahan eksplorasi dengan jarum.
DIAGNOSA
Anemia,
nyeri lambung dan nyeri tulang serta mual-mual pada seorang kulit hitam
merupakan tanda yang khas untuk krisis sel sabit.
Pada
pemeriksan contoh darah dibawah mikroskop, bisa terlihat sel darah
merah yang berbentuk sabit dan pecahan dari sel darah merah yang hancur.
Elektroforesis
bisa menemukan adanya hemoglobin abnormal dan menunjukkan apakah
seseorang menderita penyakit sel sabit atau hanya memiliki rantai sel
sabit.
Penemuan rantai sel sabit ini
penting untuk rencana berkeluarga, yaitu untuk menentukan adanya resiko
memiliki anak yang menderita penyakit sel sabit.
Sel sabit
PENGOBATANDulu
penderita penyakit sel sabit jarang hidup sampai usia diatas 20 tahun,
tetapi sekarang ini mereka biasanya dapat hidup dengan baik sampai usia
50 tahun.Penyakit sel sabit tidak dapat diobati, karena itu pengobatan ditujukan untuk:- mencegah terjadinya krisis- mengendalikan anemia- mengurangi gejala.Penderita
harus menghindari kegiatan yang bisa menyebabkan berkurangnya jumlah
oksigen dalam darah mereka dan harus segera mencari bantuan medis
meskipun menderita penyakit ringan, misalnya infeksi virus.Penderita
memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya infeksi, sehingga harus
menjalani imunisasi dengan vaksin pneumokokus dan Hemophilus influenzae.Krisis sel sabit membutuhkan perawatan di rumah sakit.Penderita mendapatkan sejumlah besar cairan lewat pembuluh darah (intravena) dan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.Diberikan
transfusi darah dan oksigen jika diperkirakan aneminya cukup berat
sehingga bisa menimbulkan resiko terjadinya stroke, serangan jantung
atau kerusakan paru-paru.Keadaan yang mungkin menyebabkan krisi, misalnya infeksi, harus diobati.Obat-obatan yang mengendalikan penyakit sel sabit (misalnya hidroksiurea), masih dalam penelitian.Hidroksiurea
meningkatkan pembentukan sejenis hemoglobin yang terutama ditemukan
pada janin, yang akan menurunkan jumlah sel darah merah yang berubah
bentuknya menjadi sabit.Karena itu obat ini mengurangi frekuensi terjadinya krisis sel sabit.Kepada penderita bisa dicangkokkan sumsum tulang dari anggota keluarga atau donor lainnya yang tidak memiliki gen sel sabit.Pencangkokan
ini mungkin bisa menyembuhkan, tetapi resikonya besar dan penerima
cangkokan harus meminum obat yang menekan kekebalan sepanjang hidupnya.Terapi
genetik, yang merupakan teknik penanaman gen normal ke dalam sel-sel
prekursor (sel yang menghasilkan sel darah), masih dalam
penelitian.(medicastore)
Penyakit Hemoglobin C, S-C & E
PENYAKIT HEMOGLOBIN C
Penyakit hemoglobin C terjadi pada 2-3% orang kulit hitam di Amerika.
Hanya orang yang memiliki 2 gen untuk penyakit ini yang akan menderita anemia, yang beratnya bervariasi
Penderita, terutama anak-anak, bisa mengalami:
- episode nyeri perut dan nyeri sendi
- pembesaran limpa
- sakit kuning (jaundice) yang ringan,
tetapi mereka tidak mengalami krisis yang berat.
Secara umum, gejala-gejalanya hanya sedikit.
PENYAKIT HEMOGLOBIN S-C
Penyakit
hemoglobn S-C terjadi pada orang-orang yang memiliki 1 gen untuk
penyakit sel sabit dan 1 gen untuk penyakit hemoglobin C.
Lebih
sering ditemukan dibandingan dengan penyakit hemoglobin C dan gejalanya
mirip dengan penyakit sel sabit, tetapi jauh lebih ringan.
PENYAKIT HEMOGLOBIN E
Penyakit hemoglobin E terutama menyerang orang kulit hitam dan orang-orang dari Asia Tenggara, jarang terjadi pada orang Cina.
Penyakit
ini menyebabkan anemia, tetapi tanpa disertai gejala lainnya yang
timbul pada penyakit sel sabit dan penyakit hemoglobin C. (medicastore)
Thalassemia : Gangguan Pembentukan Sel Darah Merah
Thalassemia adalah sekelompok penyakit
keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah
satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin.
PENYEBAB
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan.
Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya.
Jika
hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa
tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena.
2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-thalassemia (melibatkan rantai beta).
Thalassemia juga digolongkan berdasarkan apakah seseorang memiliki 1 gen cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor).
Alfa-thalassemia
paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal membawa 1
gen), dan beta-thalassemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia Tenggara.
1 gen untuk beta-thalassemia menyebabkan anemia ringan sampai sedang tanpa menimbulkan gejala; 2 gen menyebabkan anemia berat disertai gejala-gejala.
Sekitar 10% orang yang memiliki paling tidak 1 gen untuk alfa-thalassemia juga menderita anemia ringan.
GEJALA
Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi.
Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan.
Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan pembesaran limpa.
Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah.
Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah.
Anak-anak
yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa
pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal.
Karena penyerapan zat besi meningkat dan seringnya
menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa terkumpul dan
mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal
jantung.
DIAGNOSA
Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya.
Hitung jenis darah komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume).
Elektroforesa bisa membantu, tetapi tidak pasti, terutama untuk alfa-thalassemia.
Karena itu diagnosis biasanya berdasarkan kepada pola herediter dan pemeriksaan hemoglobin khusus.
Thalassemia mayor
Thalassemia minor
PENGOBATANPada thalassemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat.Penderita
yang menjalani transfusi, harus menghindari tambahan zat besi dan
obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamid), karena zat besi
yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan.Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum tulang.Terapi genetik masih dalam tahap penelitian.PENCEGAHANPada
keluarga dengan riwayat thalassemia perlu dilakukan penyuluhan genetik
untuk menentukan resiko memiliki anak yang menderita
thalassemia.(medicastore)